Bujang Leseng adalah sebuah film yang menceritakan tentang persahabatan Lima anak kampung yang tidak berpendidikan. Film tersebut berisikan tentang legenda dan kritikan pemuda yang disampaikan lewat rekaman video.
Film tersebut mengangkat tentang budaya, legenda dan kritikan terhadap pergolakan kemajuan zaman. Banyaknya Perusahaan yang berdiri dan SDA yang memadai, tidak bisa terjamah karena tidak memiliki SDM yang cukup.
Film Bujang Leseng merupakan sebuah karya nyata anak Desa yang tidak lama lagi akan dimekarkan menjadi Kecamatan Pesisir. Film itu dibuat tanpa biaya dan hanya bermodalkan sebuah Handycam sederhana dan berbagai property dari para pemain sendiri.
Menurut Andi Lesmana, film tersebut dibuat Januari lalu, menghabiskan waktu selama 2 pekan. Lamanya proses pembuatan, terbentur oleh para pemainnya yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.
Film tersebut dimainkan oleh 22 orang yang beradu acting secara original dan dipilih dengan sebuah proses casting yang singkat dan sederhana. Para pemain cukup bersemangat melakoni peran, tanpa dibayar sepeserpun.
Sangat banyak kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan film tersebut. “misalnya factor cuaca, kemampuan acting, dan keterbatasan alat,” ujar Andi Lesmana.
Film tersebut telah diputar didesa asalnya, Jumat (7/5) lalu dan di Ibukota Sungai Apit, Sabtu (8/5). Hadirnya film tersebut, mendapat sambutan dari berbagai kalangan.
Salah satunya Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Kecamatan Sungai Apit Usman Jabar, yang mengaku terkejut, karena anak dari Desa kecil, mampu membuat karya besar. Ia berharap kedepan akan lahir karya-karya yang lebih spektakuler dari yang telah ada.
Semangat dan karya dimunculkan anak Melayu, lanjutnya, menjadi penggugah demi bangkit dan majunya bangsa Melayu dikemudian hari. Itu semua adalah upaya, untuk menjadi tuan rumah di Negeri sendiri.
Sumber Harian Riau Mandiri, 11 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar